Senin, 06 Juli 2015

Ketika kepentingan merancukan

Tidak ada yang namanya pertemanan atau permusuhan abadi, yang ada hanyalah kepentingan. Istilah yang cukup terkenal dikalangan para politisi, pengusaha, penegak hukum, dan pelaku kehidupan bermasyarakat lainnya. Persamaan atau perbedaan akan kepentinganlah yang mendasari suatu pertemanan atau permusuhan. Pertemanan atau permusuhan hanyalah suatu topeng, sandiwara yang dimainkan secara bersama, namun tetap dalam tujuan masing – masing. Kesetiaan dan penghianatan hanya dibatasi oleh suatu benang tipis. Kepentingan.

Sering kali aku melihat fenomena ini. Dan sayangnya, kerap kesamaan tujuan itu hanya bermuara pada materi semata. Para munafik berwajah nabi yang menjilat atasan, bos, teman, rekan untuk sesuap materi atas nama kesetiaan. Kesetiaan yang hanya sebagai sandiwara, permainan konspirasi bersama, agar tujuan pribadi dapat tercapai. Sedangkan penghianatan biasanya muncul saat tujuan pribadi tidak dapat tercapai, yang didasari karena perbedaan kepentingan ataupun upaya menyelamatkan diri.

Memang, persahabatan yang telah tercemar dengan kepentingan duniawi tidak akan bertahan lama. Selama kepentingan pribadi masih tetap sama, maka persahabatan akan terus berjalan. Namun jika kepentingan itu mulai berbeda, tidak ada keuntungan duniawi yang didapat. Bisa jadi seorang sahabat (istilah Jawa slengekan = cs kentel) akan berubah jadi musuh yang berbahaya. Saat itulah akan muncul istilah – istilah “musuh dalam selimut” , “serigala berbulu domba” , “menusuk dari belakang” , “menggunting dalam lipatan”, dll.

Jika sudah seperti ini, muncul tipologi safety player. Orang – orang yang pandai cari selamat untuk dirinya sendiri. Lari dari masalah dan berusaha cari aman. Biasanya akan muncul perkataan “bukan tanggung jawab saya”. Hal ini diperparah jika mulai muncul fenomena saling menyalahkan. Saling lempar masalah dan tanggung jawab. Hingga ada istilah “lempar batu sembunyi tangan”.

Apa yang bisa dilakukan jika kita menghadapi situasi seperti ini. Aku rasa semua tergantung pribadi masing – masing. Setiap orang punya keinginan. Setiap orang punya kepentingan. Semuanya berpotensi untuk menusuk atau ditusuk. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Yang terpenting adalah, selalu berusaha mengedepankan kejujuran dan ketulusan dalam berbagai situsi dan kondisi.




Salman Al F

Rabu, 13 Mei 2015

Ini hanya soal pola pikir saja

Setinggi apapun pangkat anda, Anda hanyalah seorang pegawai.
Sekecil apapun usaha yang anda punya, anda adalah bosnya.

- Bob Sadino -



Setiap orang tentu ingin kuliah, namun apa tujuan mereka kuliah? Hampir kebanyakan beralasan karena ingin mencari pekerjaan yang enak atau dengan gaji yang tinggi, itu alasan primer (hampir semua beranggapan bahwa lulusan sarjana akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya sekedar lulusan SMA / SMK). Alasan sekunder, agar lebih berwibawa, punya predikat gelar yang bisa dibanggakan. Atau yang lebih parah, hanya sekedar ikut – ikut teman atau mencari gengsi.

Namun apakah ada yang semata – mata berkuliah karena ingin membuat pekerjaan, katakanlah konsep? Adakah para mahasiswa – mahasiswa yang setelah lulus kuliah ingin membuat pekerjaan, konsep, atau hal – hal baru demi memajukan ekonomi orang banyak? Nyaris tidak ada. Padahal jika dibandingkan dengan sarjana – sarjana jaman dulu yang aksesibilitasnya rendah dan sulit, namun banyak dari mereka dapat menghasilkan konsep – konsep yang bermanfaat. Sebut saja Einstein dengan Relativitasnya, Newton dengan Hukum Geraknya, Alfa Edison dengan lampu bohlamnya, atau Haber – Bosch yang mampu membuat pabrik sebesar kota dan mempekerjakan ratusan ribu manusia. Dan masih banyak para sarjana – sarjana era revolusi industri yang benar – benar mendedikasikan dirinya, membuat penemuan, konsep, ataupun pekerjaan untuk kepentingan orang banyak.

Banyak aku lihat kawan – kawanku para sarjana yang menganggur, tidak segera mendapat pekerjaan, mengecewakan embel – embel gelar yang disematkan. Aku sebenarnya kasihan dengan meraka. Hal ini menurutku karena mindset mereka sendiri adalah mencari kerja, bukan pembuat kerja. Pelaksana, bukan konseptor. Banyak diantara kawan – kawanku yang sewaktu ingin berkuliah bingung memilih fakultas yang peluang kerjanya besar. Atau yang sedang kuliah dengan fakultas yang sudah mantap dipilih pun masih bingung ingin kerja dimana setelah lulus. Bisa disimpulkan secara subjektif bahwa kebingungan mereka sebenarnya didasarkan pada mindset yang sudah ditanamkan sejak awal. Yaitu mencari kerja, menjadi pelaksana pada suatu hal yang sudah terkonsep. Bukan pembuat kerja, membuat konsep untuk selanjutnya mencari orang agar melaksanakan konsep kita.

Aku sendiri meskipun menulis seperti ini juga tidak memungkiri bahwa saat ini aku pun masih menjadi pelaksana konsep orang, alias pekerja. Namun meskipun begitu, aku tidak ingin selamanya menjadi pekerja. Aku saat ini sudah mulai merintis usahaku sendiri dibidang penangkaran. Yaitu menangkar burung Lovebird. Alasan aku memilih usaha menangkar burung Lovebird adalah disamping aku suka burung, juga karena nilai jual burung Lovebird yang tinggi dan perawatannya relatif mudah.  Aku sudah mencari informasi secara literatur ataupun melakukan interview dengan para breeder yang aku kenal mengenai cara menangkar Lovebird. Dari mulai pemilihan indukan, proses penjodohan, pengembangbiakan, dan permasalahan – permasalahan seputar menangkar lovebird. Memang dalam bisnis penangkaran seperti ini hasil yang didapat bersifat jangka panjang. Namun aku yakin, untuk orang yang sudah hobby atau suka pada suatu hal, lalu menjadi bisnis, hasil secara materi pasti dinomorduakan, alias tidak diprioritaskan. Namun bukan berarti aku mengesampingkan materi lalu berbisnis secara asal – asalan, karena dasar orang berbisnis adalah tetap mencari keuntungan. Usahaku ini memang berdasar pada hobby atau kesenangan, bukan karena ilmu yang aku dapat dari bangku sekolah.

Entah kenapa aku memang suka berbisnis. Jiwa bisnisku mulai timbul saat aku duduk di bangku SMK. Saat itu aku berbisnis dengan menjadi reseller pakaian – pakaian dari suatu distro di Bogor. Aku jadi reseller untuk di wilayah Semarang. Sistemnya secara online. Jika ada yang memesan, langsung aku link kan. Aku mendapat keuntungan jika ada yang memesan. Satu lagi bisnisku waktu SMK adalah menjual stiker tulisan – tulisan yang sekiranya bagus untuk ditempel di helm, ataupun laptop. Membuat desainnya, memasukkan ke sticker printing, lalu menjualnya ke kelas – kelas. Hasilnya lumayan, cukup lah buat pacaran. Saat itu aku berbisnis memang tidak aku niati secara serius. Hanya untuk kesenangan dan mengisi waktu luang saja.

Mungkin salah satu alasan aku suka berbisnis adalah karena turunan sifat dari ibuku. Ibuku pun juga seorang pebisnis di bidang makanan. Yaitu produksi aneka macam gorengan, dan jajanan – jajanan. Lalu mendistribusikannya ke warung – warung terdekat. Terkadang juga melayani pesanan dalam jumlah besar dari tetangga ataupun kerabat. Juga melayani pesanan otak – otak ataupun bandeng presto dalam jumlah besar. Pendapatannya juga lumayan. Aku taksir omset sebulan bisa 3 – 5 jeti. Mungkin teman – teman pembaca blog jika ingin memesan gorengan, jajanan ataupun makanan olahan bandeng untuk acara pesta, arisan, ulang tahun, nikahan, sunatan, lelayu, dll bisa menghubungi saya di 089667851089 / 754C493B. Jika ada yang berpikir, “ujung – ujungnya promosi”. Memang, aku memang sedang promosi. Karena dalam berbisnis, promosi merupakan hal yang penting. Bisnis tanpa promosi ibarat seorang yang cerdas namun bisu. Punya konsep, namun tidak bisa atau kesulitan menyampaikan konsep itu ke orang lain.

Aku sendiri untuk saat ini masih belum kuliah, dan hanya lulusan SMK. Jujur, akupun ingin kuliah. Dan ingin memilih jurusan Teknik. Aku tidak munafik bahwa alasan aku ingin berkuliah dan memilih jurusan teknik adalah karena peluang kerjanya besar (menurut aku), disamping dorongan orang tua yang ingin anaknya lebih baik dari mereka (kedua orangtuaku hanya lulusan SMA). Aku berpikir bahwa dengan bekerja dulu, aku dapat segera mencari modal untuk mengembangkan usaha. Memang dalam berbisnis, modal bukanlah hal yang utama. Yang utama adalah kemauan. Namun sulit rasanya jika berbisnis tidak punya modal.

 Sebenarnya aku ingin menulis lagi tentang pandangan manusia. Objektif, subjektif, dan sebagainya. Namun mata ini sudah begitu lelah untuk tetap terbuka. Mungkin besok...


Semarang, 12 Januari 2015
22:06 WIB
Salman Al Faraisyi

Kamis, 22 Januari 2015

Mapping Area Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Pelabuhan Tanjung Emas adalah sebuah pelabuhan di Semarang, Jawa Tengah. Pelabuhan Tanjung Emas dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sejak tahun 1985. Pelabuhan ini merupakan satu – satunya pelabuhan di kota Semarang. Pekerja di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang meliputi Anak Buah Kapal (ABK), supir truk, karyawan perusahaan, dan TKBM. Kesemuanya rata – rata berusia produktif dan mobilitasnya cukup tinggi. Terlebih sopir truk dan Anak Buah Kapal yang sering keluar kota bahkan pulau selama berhari – hari atau bulan yang menjadikannya jauh dari keluarga atau pasangan dan sangat beresiko tertular HIV/AIDS atau Infeksi Menular Seksual (IMS) Melalui transaksi seksual. Keadaan ini diperparah dengan opini masyarakat Semarang bahwa di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas merupakan pusat transaksi seksual di kawasan semarang utara. Banyak tempat – tempat  akses transaksi seksual di kawasan pelabuhan yang kebanyakan secara sembunyi – sembunyi dan samar seperti di sekitaran Fly Over  yang berkedok cafe karaoke. Terlebih menurut penuturan para sopir truk di kawasan SRIBOGA pada malam hari banyak dijumpai para Pekerja Seks Komersil (PSK) yang menyamar menjadi penjual jamu gendong yang selain menjajakan dagangan jamunya juga ‘nyambi’ menjajakan seks. Yang paling menjadi tempat favorit para penjaja seks berkedok jamu gendong menjajakan ‘dagangannya’ adalah di kawasan SRIBOGA. Di kawasan ini terdapat belasan truk yang sedang antri menunggu DO (Delivery Order) Tepung yang akan didistribusikan dari PT. SRIBOGA ke seluruh pulau Jawa. Jumlah truk yang sedang antri menunggu DO bisa mencapai belasan truk tergantung produksi, bahkan bisa mengantri sampai berhari – hari. Tak ayal banyak para penjaja seks berkedok jamu gendong yang memanfaatkan situasi sepeti ini untuk menjajakan ‘dagangannya’.
Berikutnya di kawasan pelabuhan yang banyak truk bongkar muat adalah di Pos 1. Di kawasan ini merupakan tempatnya kapal – kapal phinisi melakukan bongkar muat berupa bahan – bahan keperluan rumah tangga dan sembako yang kemudian didistribusikan dari pulau Jawa ke pulau Kalimantan. Populasi truk yang melakukan bongkar muat di kawasan ini cukup banyak, bisa mencapai 20 – 25 truk perhari. Di kawasan pos 1 ini dulunya terdapat suatu paguyuban supir truk yang bernama “Pager Mas” dengan anggota sekitar 100 orang. Keanggotaan paguyuban ini sudah terstruktur dan diketuai oleh Pak Setyoko dimana sering mengadakan pertemuan – pertemuan untuk membahas berbagai masalah seputar bongkar muat. Namun saat ini menurut penuturan beberapa anggota, paguyuban ini sudah bubar dikarenakan masalah internal. Para sopir truk dikawasan pos 1 ini biasanya menunggu bongkar muat di warung – warung yang banyak berjejer di kawasan Pos 1. Terdapat sekitar 8 warung yang ada di kawasan Pos 1 dan di sana dapat kita temui para supir truk sedang menunggu bongkar muat atau sekedar nongkrong bersama teman – teman supir.

Ada juga di Kawasan Dermaga Kamla. Populasi supir truk perhari bisa mencapai 15 yang antri bongkar muat. Selain supir truk disana juga terdapat populasi TKBM yang berkisar 30 orang dan ABK. Di kawasan Dermaga Kamla ini biasanya supir truk menunggu bongkar muat bukan di warung – warung seperti di Pos 1 tetapi di dalam atau dipinggiran truknya masing – masing. Hal ini di karenakan sedikitnya jumlah warung yang ada di kawasan Dermaga Kamla. 

Senin, 18 Agustus 2014

Akan masuk kemanakah manusia yang seperti ini? Surga atau Neraka?

Hampir setiap manusia yang beragama menemukan agamanya karena faktor dari keluarga, terlebih orang tua. Orang tua sangat berperan dalam penentuan akan beragama apakah seorang manusia. Jika orang tuanya Muslim, sudah dapat dipastikan bahwa anaknya pun juga akan Muslim. Jika orang tuanya Kristen, sudah dapat dipastikan bahwa anaknya pun juga akan Kristen. Apapun agamanya, apapun kepercayaannya, sudah dapat dipastikan begitu. Agama orang tua, agama anak juga. Kepercayaan orang tua, kepercayaan anak juga.

Hal ini hampir pasti terjadi. Karena jika dilihat menurut hemat saya, dari sisi orang tua, orang tua pasti tidak akan rela anaknya berlainan agama. Orang tua pasti beranggapan bahwa agama yang dianutnya itu baik, dan sudah menjadi sifat orang tua untuk selalu mengajarkan kebaikan kepada anaknya. Jika si anak ini malah berlainan agama, orang tuanya pasti akan merasa gagal dalam mendidik dan mengajarkan kebaikan kepada anaknya. Merasa gagal terhadap Tuhan, dan merasa gagal terhadap lingkungannya. Dari sisi si anak, anak pasti sudah didoktrin oleh orang tua tentang agama yang dianutnya sejak lahir.  Tentu saja seorang anak kecil pasti akan takut dan dianggap durhaka jika menentang perintah orang tua, terlebih jika mempunyai orang tua yang otoriter. Dengan cara seperti ini tidak terbuka kemungkinan bagi anak untuk berpikir mengenai agama yang lain karena sudah didoktrin sejak lahir jika agama yang dianut orang tuanya itu benar.

Namun kiranya hal ini tidak jadi masalah jika seorang manusia terlahir dari orang tua yang beragama benar. Aku percaya jika di dunia ini, dari sekian banyak kepercayaan dan agama, hanya ada satu agama yang memang benar-benar agama yang benar. Beruntung seorang manusia yang terlahir dari orang tua yang beragama benar, karena selain Neraka dia akan mendapat pilihan lain akan kemanakah dia di kehidupan selanjutnya, yaitu Surga. Tentu saja setiap manusia yang beragama pasti ingin masuk Surga. Namun tidak menutup kemungkinan manusia yang lahir dari orang tua yang beragama benar akan masuk Neraka karena tidak menjalankan agama dengan benar ataupun berpindah agama. Tapi setidaknya dia dapat kesempatan untuk masuk Surga. Inilah beruntungnya manusia yang terlahir dari keluarga yang beragama benar, dia berkesempatan besar masuk Surga. Lain halnya jika seorang manusia terlahir dari orang tua yang beragama salah. Dia sudah dapat dipastikan masuk Neraka, karena beragama dan menyembah Tuhan yang salah. Namun dia masih berkesempatan masuk Surga jika dia sadar agama yang dianutnya itu salah dan segera berpindah ke agama yang benar. Tentu saja jika si anak itu sudah dewasa dengan pemikiran yang matang  dan dia merasa tidak nyaman dengan agama sebelumnya sehingga mencari dan berpindah ke agama yang benar.

Dan yang jadi pertanyaan besar saya adalah bagaimana jika seorang manusia terlahir dari orang tua yang tidak beragama. Tidak beragama bukan karena dia tidak percaya dengan agama, melainkan karena ketidaktahuan orang tuanya jika di dunia ini ada yang namanya agama. Tentu saja si anak pun sudah pasti akan ikut tidak beragama karena tidak pernah diajarkan agama oleh orang tuanya, yang si orang tua sendiri pun tidak tahu jika ada yang namanya agama. Dia hanya hidup namun tubuhnya kering akan  rohani karena tidak ada yang memberi siraman rohani kepadanya. Dia hanya hidup namun tidak ada yang datang kepadanya dan memberi risalah tentang agama kepadanya.

Akan masuk kemanakah manusia yang seperti ini? Surga atau Neraka?. Jika dia masuk Surga, tentu ini tidak adil bagi umat beragama. Dia tidak beragama, tidak beribadah, tidak menyembah, lantas masuk Surga. Padahal banyak umat beragama yang beribadah, menyembah dengan tekun, namun masih belum tentu masuk Surga. Akan terjadi kecemburuan sosial umat beragama terhadap Tuhan jika hal ini terjadi. Dan jika dia masuk Neraka, ini tentu tidak adil bagi dirinya (orang yang tidak beragama karena ketidaktahuannya akan adanya agama). Dia hidup, namun Tuhan tidak pernah mengirimkan risalah keagamaan kepadanya, sehingga dia masuk Neraka karena tidak beragama. Padahal dia tidak beragama karena Tuhan tidak mengirimkan manusia, nabi, ataupun tanda-tanda akan adanya agama sehingga dia tidak tahu akan adanya agama di dunia ini. Sekali lagi, akan masuk kemanakah manusia yang seperti ini? Akan dikelompokkan ke golongan manakah manusia yang seperti ini?

Kiranya Tuhan tentu sangat adil terhadap semua makhluk ciptaannya dan Dia tentunya sudah memutuskan setiap perkara makhluk ciptaannya dengan seadil-adilnya. Semoga aku tidak berdosa karena menanyakan hal ini.


Salman Al Farisyi 

Selasa, 06 Mei 2014

Burung Gagak



Aku berusaha untuk mengubah kehidupanku tapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk mengubahnya.
Kau memotong ingatanku dengan pisau jahatmu.
Mimpiku telah datang untuk membunuhku dan aku tahu aku tidak dapat menghindarinya.
Kau memberiku sesuatu yang menghancurkanku.

Mungkin inilah saatnya aku berkata aku membencimu dan aku ingin sekali membunuhmu.
Dengan rasa sakit dan air mataku.
Karena kau telah menghancurkan hatiku dan sudah melupakanku.
Ini adalah hal terburuk yang harus kulakukan.
Dan aku tidak akan pernah jatuh lagi hingga berakhirnya waktu.
Aku menyebut ini, “inilah akhir dari perasaanku”.

Waktuku terus berlalu.
Dan sekarang, aku harus meninggalkanmu.
Karena kau telah memotong ingatanku dengan pisau jahatmu.
Karena kau telah memberiku sesuatu yang menghancurkanku.

Mungkin inilah saatnya aku berkata aku membencimu dan aku ingin sekali membunuhmu.
Dengan rasa sakit dan air mataku.
Karena kau telah menghancurkan hatiku dan sudah melupakanku.
Ini adalah hal terburuk yang harus kulakukan.
Dan aku tidak akan pernah jatuh lagi hingga berakhirnya waktu.
Jadi aku harus menyebut ini, “It sucks!”.

Ini sungguh menyakitkan ketika aku membuka mataku.
Kau mati dan berjalan di dalam jalan kegelapan.

Aku akan tetap berdiri di atas rasa sakitku.
Hingga membawaku ke kematian.
Burung gagak telah mengelilingiku.
Untuk membawaku ke tempat terakhirku.

Sabtu, 30 Maret 2013

KEGILAAN

Aku tidak mengerti semua ingatan ini diluar batinku.
Dan sepertinya kegilaan sudah mulai berkembang.
Aku berusaha keras untuk merelakan mu pergi.
Tapi sepertinya kegilaan telah menelanku.
Akhirnya aku melihat cahaya.
Akhirnya aku telah menyadari apa yang kau maksud.
Dan sekarang, aku perlu tahu apa ini cinta sejati atau hanya kegilaan belaka.
Dan saat aku melihat ke masa lalu.
Semua pertengkaran yang telah kita lakukan, terlihat seperti kegilaan yang telah menguasai.
Namun sekarang akhirnya aku melihat cahaya.
Dan aku menyadari apa yang engkau butuhkan.
Akhirnya aku melihat hasilnya.
Dan aku berharap kau peduli, tapi ternyata tidak.
Tapi akhirnya aku melihat cahaya.
Dan akhirnya aku menyadari.
Aku ingin dicinta. Aku ingin dicinta.
Datanglah pada ku, walau hanya dalam mimpi.
Datanglah dan selamatkan aku.
Ya aku tahu aku salah.
Dan sayang, ku terlalu keras kepala.
Cinta kita memang gila

27 Agustus 2012

Senin, 01 Oktober 2012

Detik - Detik Kepergian Pak Karno

Sama Kayak post sebelumnya, dari catatan Salman Al farisyi

Sedari pagi, suasana
mencekam sudah terasa.
Kabar yang berhembus
mengatakan, mantan Presiden
Soekarno akan dibawa ke
rumah sakit ini dari rumah
tahanannya di Wisma Yaso
yang hanya berjarak lima
kilometer.
Malam ini desas-desus itu
terbukti. Di dalam ruang
perawatan yang sangat
sederhana untuk ukuran
seorang mantan presiden,
Soekarno tergolek lemah di
pembaringan. Sudah beberapa
hari ini kesehatannya sangat
mundur. Sepanjang hari, orang
yang dulu pernah sangat
berkuasa ini terus
memejamkan mata. Suhu
tubuhnya sangat tinggi.
Penyakit ginjal yang tidak
dirawat secara semestinya kian
menggerogoti kekuatan
tubuhnya.
Lelaki yang pernah amat
jantan dan berwibawa-dan
sebab itu banyak digila-gilai
perempuan seantero jagad,
sekarang tak ubahnya bagai
sesosok mayat hidup. Tiada
lagi wajah gantengnya. Kini
wajah yang dihiasi gigi
gingsulnya telah membengkak,
tanda bahwa racun telah
menyebar ke mana-mana.
Bukan hanya bengkak, tapi
bolong-bolong bagaikan
permukaan bulan. Mulutnya
yang dahulu mampu menyihir
jutaan massa dengan pidato-
pidatonya yang sangat
memukau, kini hanya terkatup
rapat dan kering. Sebentar-
sebentar bibirnya gemetar.
Menahan sakit. Kedua
tangannya yang dahulu
sanggup meninju langit dan
mencakar udara, kini tergolek
lemas di sisi tubuhnya yang
kian kurus.
Sang Putera Fajar tinggal
menunggu waktu.
Dua hari kemudian, Megawati,
anak sulungnya dari Fatmawati
diizinkan tentara untuk
mengunjungi ayahnya.
Menyaksikan ayahnya yang
tergolek lemah dan tidak
mampu membuka matanya,
kedua mata Mega menitikkan
airmata. Bibirnya secara
perlahan didekatkan ke telinga
manusia yang paling
dicintainya ini.
“Pak, Pak, ini Ega…”
Senyap.
Ayahnya tak bergerak. Kedua
matanya juga tidak membuka.
Namun kedua bibir Soekarno
yang telah pecah-pecah
bergerak-gerak kecil, gemetar,
seolah ingin mengatakan
sesuatu pada puteri sulungnya
itu. Soekarno tampak
mengetahui kehadiran
Megawati. Tapi dia tidak
mampu membuka matanya.
Tangan kanannya bergetar
seolah ingin menuliskan
sesuatu untuk puteri
sulungnya, tapi tubuhnya
terlampau lemah untuk
sekadar menulis. Tangannya
kembali terkulai. Soekarno
terdiam lagi.
Melihat kenyataan itu,
perasaan Megawati amat
terpukul. Air matanya yang
sedari tadi ditahan kini menitik
jatuh. Kian deras. Perempuan
muda itu menutupi hidungnya
dengan sapu tangan. Tak kuat
menerima kenyataan,
Megawati menjauh dan
limbung. Mega segera dipapah
keluar.
Jarum jam terus bergerak. Di
luar kamar, sepasukan tentara
terus berjaga lengkap dengan
senjata.
Malam harinya ketahanan
tubuh seorang Soekarno
ambrol. Dia coma. Antara
hidup dan mati. Tim dokter
segera memberikan bantuan
seperlunya.
Keesokan hari, mantan wakil
presiden Muhammad Hatta
diizinkan mengunjungi kolega
lamanya ini. Hatta yang
ditemani sekretarisnya
menghampiri pembaringan
Soekarno dengan sangat hati-
hati. Dengan segenap kekuatan
yang berhasil dihimpunnya,
Soekarno berhasil membuka
matanya. Menahan rasa sakit
yang tak terperi, Soekarno
berkata lemah.
“Hatta.., kau di sini..?”
Yang disapa tidak bisa
menyembunyikan
kesedihannya. Namun Hatta
tidak mau kawannya ini
mengetahui jika dirinya
bersedih. Dengan sekuat
tenaga memendam kepedihan
yang mencabik hati, Hatta
berusaha menjawab Soekarno
dengan wajar. Sedikit
tersenyum menghibur.
“Ya, bagaimana keadaanmu,
No?”
Hatta menyapanya dengan
sebutan yang digunakannya di
masa lalu. Tangannya
memegang lembut tangan
Soekarno. Panasnya menjalari
jemarinya. Dia ingin
memberikan kekuatan pada
orang yang sangat
dihormatinya ini.
Bibir Soekarno bergetar, tiba-
tiba, masih dengan lemah, dia
balik bertanya dengan bahasa
Belanda. Sesuatu yang biasa
mereka berdua lakukan ketika
mereka masih bersatu dalam
Dwi Tunggal.
“Hoe gaat het met jou…?”
Bagaimana keadaanmu?
Hatta memaksakan diri
tersenyum. Tangannya masih
memegang lengan Soekarno.
Soekarno kemudian terisak
bagai anak kecil.
Lelaki perkasa itu menangis di
depan kawan seperjuangannya,
bagai bayi yang kehilangan
mainan. Hatta tidak lagi
mampu mengendalikan
perasaannya. Pertahanannya
bobol. Airmatanya juga
tumpah. Hatta ikut menangis.
Kedua teman lama yang
sempat berpisah itu saling
berpegangan tangan seolah
takut berpisah. Hatta tahu,
waktu yang tersedia bagi orang
yang sangat dikaguminya ini
tidak akan lama lagi. Dan
Hatta juga tahu, betapa
kejamnya siksaan tanpa
pukulan yang dialami
sahabatnya ini. Sesuatu yang
hanya bisa dilakukan oleh
manusia yang tidak punya
nurani.
“No…”
Hanya itu yang bisa terucap
dari bibirnya. Hatta tidak
mampu mengucapkan lebih.
Bibirnya bergetar menahan
kesedihan sekaligus
kekecewaannya. Bahunya
terguncang-guncang.
Jauh di lubuk hatinya, Hatta
sangat marah pada penguasa
baru yang sampai hati
menyiksa bapak bangsa ini.
Walau prinsip politik antara
dirinya dengan Soekarno tidak
bersesuaian, namun hal itu
sama sekali tidak merusak
persabatannya yang demikian
erat dan tulus.
Hatta masih memegang lengan
Soekarno ketika kawannya ini
kembali memejamkan
matanya.
Jarum jam terus bergerak.
Merambati angka demi angka.
Sisa waktu bagi Soekarno kian
tipis.
Sehari setelah pertemuan
dengan Hatta, kondisi
Soekarno yang sudah buruk,
terus merosot. Putera Sang
Fajar itu tidak mampu lagi
membuka kedua matanya.
Suhu badannya terus meninggi.
Soekarno kini menggigil. Peluh
membasahi bantal dan
piyamanya. Malamnya Dewi
Soekarno dan puterinya yang
masih berusia tiga tahun,
Karina, hadir di rumah sakit.
Soekarno belum pernah sekali
pun melihat anaknya.
Minggu pagi, 21 Juni 1970.
Dokter Mardjono, salah
seorang anggota tim dokter
kepresidenan seperti biasa
melakukan pemeriksaan rutin.
Bersama dua orang paramedis,
Dokter Mardjono memeriksa
kondisi pasien istimewanya ini.
Sebagai seorang dokter yang
telah berpengalaman,
Mardjono tahu waktunya tidak
akan lama lagi. Dengan sangat
hati-hati dan penuh hormat, dia
memeriksa denyut nadi
Soekarno. Dengan sisa
kekuatan yang masih ada,
Soekarno menggerakkan
tangan kanannya, memegang
lengan dokternya. Mardjono
merasakan panas yang
demikian tinggi dari tangan
yang amat lemah ini. Tiba-tiba
tangan yang panas itu terkulai.
Detik itu juga Soekarno
menghembuskan nafas
terakhirnya. Kedua matanya
tidak pernah mampu lagi untuk
membuka. Tubuhnya tergolek
tak bergerak lagi. Kini untuk
selamanya.
Situasi di sekitar ruangan
sangat sepi. Udara sesaat
terasa berhenti mengalir.
Suara burung yang biasa
berkicau tiada terdengar.
Kehampaan sepersekian detik
yang begitu mencekam.
Sekaligus menyedihkan.
Dunia melepas salah seorang
pembuat sejarah yang penuh
kontroversi. Banyak orang
menyayanginya, tapi banyak
pula yang membencinya.
Namun semua sepakat,
Soekarno adalah seorang
manusia yang tidak biasa. Yang
belum tentu dilahirkan kembali
dalam waktu satu abad.
Manusia itu kini telah tiada.
Dokter Mardjono segera
memanggil seluruh rekannya,
sesama tim dokter
kepresidenan. Tak lama
kemudian mereka
mengeluarkan pernyataan
resmi: Soekarno telah
meninggal.
Berita kematian Bung Karno
dengan cara yang amat
menyedihkan menyebar ke
seantero Pertiwi. Banyak orang
percaya bahwa Bung Karno
sesungguhnya dibunuh secara
perlahan oleh rezim penguasa
yang baru ini. Bangsa ini benar-
benar berkabung. Putera Sang
Fajar telah pergi dengan status
tahanan rumah. Padahal dia
merupakan salah satu
proklamator kemerdekaan
bangsa ini dan menghabiskan
25 tahun usia hidupnya
mendekam dalam penjara
penjajah kolonial Belanda demi
kemerdekaan negerinya.