Rabu, 13 Mei 2015

Ini hanya soal pola pikir saja

Setinggi apapun pangkat anda, Anda hanyalah seorang pegawai.
Sekecil apapun usaha yang anda punya, anda adalah bosnya.

- Bob Sadino -



Setiap orang tentu ingin kuliah, namun apa tujuan mereka kuliah? Hampir kebanyakan beralasan karena ingin mencari pekerjaan yang enak atau dengan gaji yang tinggi, itu alasan primer (hampir semua beranggapan bahwa lulusan sarjana akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya sekedar lulusan SMA / SMK). Alasan sekunder, agar lebih berwibawa, punya predikat gelar yang bisa dibanggakan. Atau yang lebih parah, hanya sekedar ikut – ikut teman atau mencari gengsi.

Namun apakah ada yang semata – mata berkuliah karena ingin membuat pekerjaan, katakanlah konsep? Adakah para mahasiswa – mahasiswa yang setelah lulus kuliah ingin membuat pekerjaan, konsep, atau hal – hal baru demi memajukan ekonomi orang banyak? Nyaris tidak ada. Padahal jika dibandingkan dengan sarjana – sarjana jaman dulu yang aksesibilitasnya rendah dan sulit, namun banyak dari mereka dapat menghasilkan konsep – konsep yang bermanfaat. Sebut saja Einstein dengan Relativitasnya, Newton dengan Hukum Geraknya, Alfa Edison dengan lampu bohlamnya, atau Haber – Bosch yang mampu membuat pabrik sebesar kota dan mempekerjakan ratusan ribu manusia. Dan masih banyak para sarjana – sarjana era revolusi industri yang benar – benar mendedikasikan dirinya, membuat penemuan, konsep, ataupun pekerjaan untuk kepentingan orang banyak.

Banyak aku lihat kawan – kawanku para sarjana yang menganggur, tidak segera mendapat pekerjaan, mengecewakan embel – embel gelar yang disematkan. Aku sebenarnya kasihan dengan meraka. Hal ini menurutku karena mindset mereka sendiri adalah mencari kerja, bukan pembuat kerja. Pelaksana, bukan konseptor. Banyak diantara kawan – kawanku yang sewaktu ingin berkuliah bingung memilih fakultas yang peluang kerjanya besar. Atau yang sedang kuliah dengan fakultas yang sudah mantap dipilih pun masih bingung ingin kerja dimana setelah lulus. Bisa disimpulkan secara subjektif bahwa kebingungan mereka sebenarnya didasarkan pada mindset yang sudah ditanamkan sejak awal. Yaitu mencari kerja, menjadi pelaksana pada suatu hal yang sudah terkonsep. Bukan pembuat kerja, membuat konsep untuk selanjutnya mencari orang agar melaksanakan konsep kita.

Aku sendiri meskipun menulis seperti ini juga tidak memungkiri bahwa saat ini aku pun masih menjadi pelaksana konsep orang, alias pekerja. Namun meskipun begitu, aku tidak ingin selamanya menjadi pekerja. Aku saat ini sudah mulai merintis usahaku sendiri dibidang penangkaran. Yaitu menangkar burung Lovebird. Alasan aku memilih usaha menangkar burung Lovebird adalah disamping aku suka burung, juga karena nilai jual burung Lovebird yang tinggi dan perawatannya relatif mudah.  Aku sudah mencari informasi secara literatur ataupun melakukan interview dengan para breeder yang aku kenal mengenai cara menangkar Lovebird. Dari mulai pemilihan indukan, proses penjodohan, pengembangbiakan, dan permasalahan – permasalahan seputar menangkar lovebird. Memang dalam bisnis penangkaran seperti ini hasil yang didapat bersifat jangka panjang. Namun aku yakin, untuk orang yang sudah hobby atau suka pada suatu hal, lalu menjadi bisnis, hasil secara materi pasti dinomorduakan, alias tidak diprioritaskan. Namun bukan berarti aku mengesampingkan materi lalu berbisnis secara asal – asalan, karena dasar orang berbisnis adalah tetap mencari keuntungan. Usahaku ini memang berdasar pada hobby atau kesenangan, bukan karena ilmu yang aku dapat dari bangku sekolah.

Entah kenapa aku memang suka berbisnis. Jiwa bisnisku mulai timbul saat aku duduk di bangku SMK. Saat itu aku berbisnis dengan menjadi reseller pakaian – pakaian dari suatu distro di Bogor. Aku jadi reseller untuk di wilayah Semarang. Sistemnya secara online. Jika ada yang memesan, langsung aku link kan. Aku mendapat keuntungan jika ada yang memesan. Satu lagi bisnisku waktu SMK adalah menjual stiker tulisan – tulisan yang sekiranya bagus untuk ditempel di helm, ataupun laptop. Membuat desainnya, memasukkan ke sticker printing, lalu menjualnya ke kelas – kelas. Hasilnya lumayan, cukup lah buat pacaran. Saat itu aku berbisnis memang tidak aku niati secara serius. Hanya untuk kesenangan dan mengisi waktu luang saja.

Mungkin salah satu alasan aku suka berbisnis adalah karena turunan sifat dari ibuku. Ibuku pun juga seorang pebisnis di bidang makanan. Yaitu produksi aneka macam gorengan, dan jajanan – jajanan. Lalu mendistribusikannya ke warung – warung terdekat. Terkadang juga melayani pesanan dalam jumlah besar dari tetangga ataupun kerabat. Juga melayani pesanan otak – otak ataupun bandeng presto dalam jumlah besar. Pendapatannya juga lumayan. Aku taksir omset sebulan bisa 3 – 5 jeti. Mungkin teman – teman pembaca blog jika ingin memesan gorengan, jajanan ataupun makanan olahan bandeng untuk acara pesta, arisan, ulang tahun, nikahan, sunatan, lelayu, dll bisa menghubungi saya di 089667851089 / 754C493B. Jika ada yang berpikir, “ujung – ujungnya promosi”. Memang, aku memang sedang promosi. Karena dalam berbisnis, promosi merupakan hal yang penting. Bisnis tanpa promosi ibarat seorang yang cerdas namun bisu. Punya konsep, namun tidak bisa atau kesulitan menyampaikan konsep itu ke orang lain.

Aku sendiri untuk saat ini masih belum kuliah, dan hanya lulusan SMK. Jujur, akupun ingin kuliah. Dan ingin memilih jurusan Teknik. Aku tidak munafik bahwa alasan aku ingin berkuliah dan memilih jurusan teknik adalah karena peluang kerjanya besar (menurut aku), disamping dorongan orang tua yang ingin anaknya lebih baik dari mereka (kedua orangtuaku hanya lulusan SMA). Aku berpikir bahwa dengan bekerja dulu, aku dapat segera mencari modal untuk mengembangkan usaha. Memang dalam berbisnis, modal bukanlah hal yang utama. Yang utama adalah kemauan. Namun sulit rasanya jika berbisnis tidak punya modal.

 Sebenarnya aku ingin menulis lagi tentang pandangan manusia. Objektif, subjektif, dan sebagainya. Namun mata ini sudah begitu lelah untuk tetap terbuka. Mungkin besok...


Semarang, 12 Januari 2015
22:06 WIB
Salman Al Faraisyi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar