Sekecil apapun usaha yang anda punya, anda adalah bosnya.
- Bob Sadino -
Setiap orang tentu ingin kuliah, namun apa tujuan
mereka kuliah? Hampir kebanyakan beralasan karena ingin mencari pekerjaan yang
enak atau dengan gaji yang tinggi, itu alasan primer (hampir semua beranggapan
bahwa lulusan sarjana akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, gaji yang
lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya sekedar lulusan SMA / SMK). Alasan
sekunder, agar lebih berwibawa, punya predikat gelar yang bisa dibanggakan. Atau
yang lebih parah, hanya sekedar ikut – ikut teman atau mencari gengsi.
Namun apakah ada yang semata – mata berkuliah karena
ingin membuat pekerjaan, katakanlah konsep? Adakah para mahasiswa – mahasiswa yang
setelah lulus kuliah ingin membuat pekerjaan, konsep, atau hal – hal baru demi
memajukan ekonomi orang banyak? Nyaris tidak ada. Padahal jika dibandingkan
dengan sarjana – sarjana jaman dulu yang aksesibilitasnya rendah dan sulit, namun
banyak dari mereka dapat menghasilkan konsep – konsep yang bermanfaat. Sebut
saja Einstein dengan Relativitasnya, Newton dengan Hukum Geraknya, Alfa Edison
dengan lampu bohlamnya, atau Haber – Bosch yang mampu membuat pabrik sebesar
kota dan mempekerjakan ratusan ribu manusia. Dan masih banyak para sarjana –
sarjana era revolusi industri yang benar – benar mendedikasikan dirinya,
membuat penemuan, konsep, ataupun pekerjaan untuk kepentingan orang banyak.
Banyak aku lihat kawan – kawanku para sarjana yang
menganggur, tidak segera mendapat pekerjaan, mengecewakan embel – embel gelar
yang disematkan. Aku sebenarnya kasihan dengan meraka. Hal ini menurutku karena
mindset mereka sendiri adalah mencari kerja, bukan pembuat kerja. Pelaksana,
bukan konseptor. Banyak diantara kawan – kawanku yang sewaktu ingin berkuliah
bingung memilih fakultas yang peluang kerjanya besar. Atau yang sedang kuliah dengan
fakultas yang sudah mantap dipilih pun masih bingung ingin kerja dimana setelah
lulus. Bisa disimpulkan secara subjektif bahwa kebingungan mereka sebenarnya
didasarkan pada mindset yang sudah ditanamkan sejak awal. Yaitu mencari kerja,
menjadi pelaksana pada suatu hal yang sudah terkonsep. Bukan pembuat kerja,
membuat konsep untuk selanjutnya mencari orang agar melaksanakan konsep kita.
Aku sendiri meskipun menulis seperti ini juga tidak
memungkiri bahwa saat ini aku pun masih menjadi pelaksana konsep orang, alias
pekerja. Namun meskipun begitu, aku tidak ingin selamanya menjadi pekerja. Aku
saat ini sudah mulai merintis usahaku sendiri dibidang penangkaran. Yaitu
menangkar burung Lovebird. Alasan aku memilih usaha menangkar burung Lovebird
adalah disamping aku suka burung, juga karena nilai jual burung Lovebird yang
tinggi dan perawatannya relatif mudah. Aku sudah mencari informasi secara literatur
ataupun melakukan interview dengan para breeder yang aku kenal mengenai cara
menangkar Lovebird. Dari mulai pemilihan indukan, proses penjodohan,
pengembangbiakan, dan permasalahan – permasalahan seputar menangkar lovebird.
Memang dalam bisnis penangkaran seperti ini hasil yang didapat bersifat jangka
panjang. Namun aku yakin, untuk orang yang sudah hobby atau suka pada suatu
hal, lalu menjadi bisnis, hasil secara materi pasti dinomorduakan, alias tidak
diprioritaskan. Namun bukan berarti aku mengesampingkan materi lalu berbisnis
secara asal – asalan, karena dasar orang berbisnis adalah tetap mencari
keuntungan. Usahaku ini memang berdasar pada hobby atau kesenangan, bukan
karena ilmu yang aku dapat dari bangku sekolah.
Entah kenapa aku memang suka berbisnis. Jiwa
bisnisku mulai timbul saat aku duduk di bangku SMK. Saat itu aku berbisnis
dengan menjadi reseller pakaian – pakaian dari suatu distro di Bogor. Aku jadi
reseller untuk di wilayah Semarang. Sistemnya secara online. Jika ada yang
memesan, langsung aku link kan. Aku mendapat keuntungan jika ada yang memesan.
Satu lagi bisnisku waktu SMK adalah menjual stiker tulisan – tulisan yang
sekiranya bagus untuk ditempel di helm, ataupun laptop. Membuat desainnya,
memasukkan ke sticker printing, lalu menjualnya ke kelas – kelas. Hasilnya
lumayan, cukup lah buat pacaran. Saat itu aku berbisnis memang tidak aku niati
secara serius. Hanya untuk kesenangan dan mengisi waktu luang saja.
Mungkin salah satu alasan aku suka berbisnis adalah
karena turunan sifat dari ibuku. Ibuku pun juga seorang pebisnis di bidang makanan.
Yaitu produksi aneka macam gorengan, dan jajanan – jajanan. Lalu
mendistribusikannya ke warung – warung terdekat. Terkadang juga melayani
pesanan dalam jumlah besar dari tetangga ataupun kerabat. Juga melayani pesanan
otak – otak ataupun bandeng presto dalam jumlah besar. Pendapatannya juga
lumayan. Aku taksir omset sebulan bisa 3 – 5 jeti. Mungkin teman – teman pembaca
blog jika ingin memesan gorengan, jajanan ataupun makanan olahan bandeng untuk
acara pesta, arisan, ulang tahun, nikahan, sunatan, lelayu, dll bisa
menghubungi saya di 089667851089 / 754C493B. Jika ada yang berpikir, “ujung –
ujungnya promosi”. Memang, aku memang sedang promosi. Karena dalam berbisnis,
promosi merupakan hal yang penting. Bisnis tanpa promosi ibarat seorang yang
cerdas namun bisu. Punya konsep, namun tidak bisa atau kesulitan menyampaikan
konsep itu ke orang lain.
Aku sendiri untuk saat ini masih belum kuliah, dan
hanya lulusan SMK. Jujur, akupun ingin kuliah. Dan ingin memilih jurusan
Teknik. Aku tidak munafik bahwa alasan aku ingin berkuliah dan memilih jurusan
teknik adalah karena peluang kerjanya besar (menurut aku), disamping dorongan
orang tua yang ingin anaknya lebih baik dari mereka (kedua orangtuaku hanya
lulusan SMA). Aku berpikir bahwa dengan bekerja dulu, aku dapat segera mencari
modal untuk mengembangkan usaha. Memang dalam berbisnis, modal bukanlah hal
yang utama. Yang utama adalah kemauan. Namun sulit rasanya jika berbisnis tidak
punya modal.
Sebenarnya aku ingin menulis lagi tentang pandangan
manusia. Objektif, subjektif, dan sebagainya. Namun mata ini sudah begitu lelah
untuk tetap terbuka. Mungkin besok...
Semarang, 12 Januari 2015
22:06 WIB
Salman Al Faraisyi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar