Kamis, 22 Januari 2015

Mapping Area Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Pelabuhan Tanjung Emas adalah sebuah pelabuhan di Semarang, Jawa Tengah. Pelabuhan Tanjung Emas dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sejak tahun 1985. Pelabuhan ini merupakan satu – satunya pelabuhan di kota Semarang. Pekerja di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang meliputi Anak Buah Kapal (ABK), supir truk, karyawan perusahaan, dan TKBM. Kesemuanya rata – rata berusia produktif dan mobilitasnya cukup tinggi. Terlebih sopir truk dan Anak Buah Kapal yang sering keluar kota bahkan pulau selama berhari – hari atau bulan yang menjadikannya jauh dari keluarga atau pasangan dan sangat beresiko tertular HIV/AIDS atau Infeksi Menular Seksual (IMS) Melalui transaksi seksual. Keadaan ini diperparah dengan opini masyarakat Semarang bahwa di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas merupakan pusat transaksi seksual di kawasan semarang utara. Banyak tempat – tempat  akses transaksi seksual di kawasan pelabuhan yang kebanyakan secara sembunyi – sembunyi dan samar seperti di sekitaran Fly Over  yang berkedok cafe karaoke. Terlebih menurut penuturan para sopir truk di kawasan SRIBOGA pada malam hari banyak dijumpai para Pekerja Seks Komersil (PSK) yang menyamar menjadi penjual jamu gendong yang selain menjajakan dagangan jamunya juga ‘nyambi’ menjajakan seks. Yang paling menjadi tempat favorit para penjaja seks berkedok jamu gendong menjajakan ‘dagangannya’ adalah di kawasan SRIBOGA. Di kawasan ini terdapat belasan truk yang sedang antri menunggu DO (Delivery Order) Tepung yang akan didistribusikan dari PT. SRIBOGA ke seluruh pulau Jawa. Jumlah truk yang sedang antri menunggu DO bisa mencapai belasan truk tergantung produksi, bahkan bisa mengantri sampai berhari – hari. Tak ayal banyak para penjaja seks berkedok jamu gendong yang memanfaatkan situasi sepeti ini untuk menjajakan ‘dagangannya’.
Berikutnya di kawasan pelabuhan yang banyak truk bongkar muat adalah di Pos 1. Di kawasan ini merupakan tempatnya kapal – kapal phinisi melakukan bongkar muat berupa bahan – bahan keperluan rumah tangga dan sembako yang kemudian didistribusikan dari pulau Jawa ke pulau Kalimantan. Populasi truk yang melakukan bongkar muat di kawasan ini cukup banyak, bisa mencapai 20 – 25 truk perhari. Di kawasan pos 1 ini dulunya terdapat suatu paguyuban supir truk yang bernama “Pager Mas” dengan anggota sekitar 100 orang. Keanggotaan paguyuban ini sudah terstruktur dan diketuai oleh Pak Setyoko dimana sering mengadakan pertemuan – pertemuan untuk membahas berbagai masalah seputar bongkar muat. Namun saat ini menurut penuturan beberapa anggota, paguyuban ini sudah bubar dikarenakan masalah internal. Para sopir truk dikawasan pos 1 ini biasanya menunggu bongkar muat di warung – warung yang banyak berjejer di kawasan Pos 1. Terdapat sekitar 8 warung yang ada di kawasan Pos 1 dan di sana dapat kita temui para supir truk sedang menunggu bongkar muat atau sekedar nongkrong bersama teman – teman supir.

Ada juga di Kawasan Dermaga Kamla. Populasi supir truk perhari bisa mencapai 15 yang antri bongkar muat. Selain supir truk disana juga terdapat populasi TKBM yang berkisar 30 orang dan ABK. Di kawasan Dermaga Kamla ini biasanya supir truk menunggu bongkar muat bukan di warung – warung seperti di Pos 1 tetapi di dalam atau dipinggiran truknya masing – masing. Hal ini di karenakan sedikitnya jumlah warung yang ada di kawasan Dermaga Kamla.